Stres dan depresi kembali menghantui para calon legislatif yang bertarung dalam Pemilu 2014 ini. Bagaimana tidak, ada sekitar 200 ribu caleg di penjuru Indonesia yang memperebutkan 19.699 kursi. Itu artinya kurang lebih 90 persen berpotensi gagal ke parlemen.

Bukan tidak mungkin di antara mereka akan ada yang mengalami gangguan jiwa. Psikiater dari RSUD Dr Moewardi Surakarta, Prof Dr dr Syamsul Hadi, SpKJ (K), mengungkap bentuk-bentuk gangguan jiwa yang mungkin muncul.

"Kebanyakan anxiety (kecemasan) dan depresi. Kelihatan cemas, karena kan dia terlanjur janji (pada pendukungnya), kadang sampai murung,

Menurut Prof Syamsul, para caleg yang stres hanya karena kalah dalam Pemilu legislatif risikonya sangat kecil. Menurutnya, kemungkinan untuk melakukan bunuh diri tetap ada, namun kebanyakan hanya akan cemas dan menjadi lebih sering murung.

"Itu tergantung dari berapa banyak biaya yang ia keluarkan. Kalau dia utang sana-sini, tentu risiko bunuh dirinya bisa besar," tegas dokter yang juga guru besar di Universitas Sebelas Maret Surakarta tersebut.

Prof Syamsul menilai wajar bila sebagian caleg mengalami gangguan jiwa saat tidak terpilih. Terlebih apabila para caleg berpikir seperti dagang, hanya memikirkan untung rugi. Ketika hasilnya tidak sesuai harapan, maka kemungkinan besar caleg tersebut akan mengalami stres.

Pada Pemilu 2009, sebanyak 7.376 caleg menjadi stres lantaran gagal menjadi anggota dewan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, caleg stres untuk DPR RI sebanyak 49 orang, DPRD I sebanyak 496 orang, DPD sebanyak 4 orang, dan caleg DPRD II sebanyak 6.827. 
thanks by detik

Tinggalkan Pesan Anda
EmoticonEmoticon